A.
Tujuan
- Membuktikan keberlakuan hokum Hess dengan melakukan reksi langsung dan
tak langsung pada pembuatan larutan CaCl2
B. Perincian Kerja
- Menentukan ΔHr CaCl2 secara
langsung
- Menentukan ΔHr CaCl2
secara tak langsung
C. Alat YANG DIGUNAKAN
1.
Gelas Kimia 500 ml 1 Buah
2.
Erlenmeyer Asa 250 ml 1 Buah
3.
Thermometer Raksa 1 Buah
4.
Pipet Gondok 100 ml 1 Buah
5.
Gelas Ukur 250 ml 1 Buah
6.
Termos Iso Termo 1 Buah
7.
Pengaduk Stirer 1 Buah
8.
Neraca Analitik 1 Buah
9.
Spatula 1 Buah
10.
Hot Plate 1 Buah
11.
Selang Karet 1 Buah
12.
Labu semprot 1 Buah
13.
Bola Hisap 1 Buah
D. Bahan YANG DIGUNAKAN
1.
Aquadest
2.
Logam Ca
3.
HCL 2 N
E. Dasar Teori
Termokimia
adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang efek panas pada suatu reaksi, baik
reaksi endoterm maupun eksoterm. Efek panas ini sering disebut juga panas
reaksi, dan diberi notasi ΔHr dengan satuan kkal atau kal, besaran ini
merupakan fungsi dari temperatur. Untuk menghitung besarnya panas reaksi, maka
digunakan rumus panas reaksi pada tekanan tetap yaitu :
..... (1)
Untuk perubahan temepratur yang tidak terlalu besar
dengan anggapan Cp tetap, maka persamaan (1) dapat diintegrasi menjadi :
D Hr = m.Cp (T2 -T1) ..... (2)
= ..... (3)
dimana :
m
= Berat zat dalam (gr) atau (mol)
ΔHr
= Panas reaksi dalam (kal) atau (kkal)
T2,T1 = Masing-masing
suhu akhir dan awal reaksi (K)
ΔT
= Perubahan temperatur (K) atau (0 C)
Cp
= Kapasitas panas zat dalam kal/gr 0C atau kkal/mol 0K
Pada tahun
1840 seorang ahli Kimia dari Swiss yang bernama G.H Hess mengemukakan
teori yang berhubungan dengan panas reaksi, yang dikenal dengan hokum Hess.
Menurut teori
ini besarnya panas reaksi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya
reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi. Suatu reaksi
kadang-kadang tidak hanya berlangsung melalui satu jalur, akan tetapi bias juga
melalui jalur lain dengan hasil akhir yang sama. Teatpi mungkin juga arah yang
ditempuh tidak hanya arah 1 dan 2, melainkan terdapat juga arah 3 dan 4, dan
seterusnya.
Reaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Dimana menurut Hukum Hess berlaku :
ΔH1
= ΔH2 + ΔH3 = ΔH4 + ΔH5+ ΔH6
Sebagai contoh, reaksi pembuatan gas CO2 dari
C(p) dan O2(g), ini dapat dilakukan secara langsung dan
tak langsung.
1)
ΔH = - 94,1 kkal
2)
ΔH1
= - 26,4 kkal
ΔH2 = -
67,7 kkal
ΔH3
= - 94,1 kkal
Pada reaksi (1) didapat ΔHr = - 94,1 kkal dan pada reaksi
(2) ΔHr juga – 94,1 kkal
Pada persamaan termokimia, oefisiennya diambil sebagai
jumlah mol dari pereaksi dan hasil reaksi. Persamaan termokimia diatas ini
menyatakan bahwa 1 mol air berbentuk uap dengan
mengabsorbsi 41 kJ kalori.
Perubahan 1 mol cairan air menjadi 1 mol air selalu akan
mengabsorbsi jmlah energi yang sama ini, tentunya bila keadaan mula – mula dan
akhirnya sama, tak menjadi soal bagaimana kita melakukan perubahan itu. Caranya
dapat juga sedemikian jauh yaitu dengan cara menguraikan air tersebut menjadi
uap H2 dan O2,lalu menggabungkan kedua unsur itu menjadi
uap air. Keseluruhan perubahan entalpinya tetap sama yaitu + 41 KJ. Sehingga
kita dapat melihat keseluruhan perubahan sebagai hasil urutan langkah – langkah
dan harga untuk keselurunah proses adalah jumlah dari perubahan entalpi yang
terjadi selama perjalanan ini. Pernyataan terakhir ini merupakan bagian dari
Hukum HESS mengenai jumlah panas.
F.
Cara Kerja
a. Ditimbang
sebanyak 2,0000 gr logam Ca diatas kertas timbang, (penimbangan
dilakukan 2 kali dengan berat yang sama yaitu 2,0000 gr, dimana yang satu
dipergunakan untuk prosedur cara langsung dan yang satunya lagi untuk cara
tidak langsung).
b. Cara langsung :
- Memasukkan 100 ml HCl 2N kedalam Termos Iso Termo,
lalu dimasukkan pengaduk stirer dan diset pada putaran 1 diatas hot plate lalu
mengukur suhu mula-mula. (suhu dicatat sebagai T1),
- Ditambahkan serbuk logam Ca sebanyak 2,0000gr,
ditunggu sampai suhu konstan kemudian dicatat sebagai T2,
- Lalu ditambahkan
aquadest sebanyak 100 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian mencatat perubahan suhu
yang terjadi pada saat konstan sebagai T3.
c. Cara tak langsung :
- Memasukkan
100 ml Aquadest kedalam Termos Iso Termo, lalu dimasukkan pengaduk stirer dan
diset pada putaran 1 diatas hot plate lalu mengukur suhu mula-mula. (suhu
dicatat sebagai T1),
- Ditambahkan serbuk logam Ca sebanyak 2,0000gr,
ditunggu sampai suhu konstan kemudian dicatat sebagai T2,
- Lalu
ditambahkan HCl 2N sebanyak 100 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian mencatat
perubahan suhu yang terjadi pada saat konstan sebagai T3.
G. Data Pengamatan
1. Cara
Langsung
HCl(aq) + Ca(L) CaCl2(aq) + H2(g)
CaCl2(aq)+ H2O /
T0 =
30 ºC = 303 ºK
T1
= 62 ºC = 335 ºK
T2 =
46 ºC = 320 ºK
2. Cara
Tak langsung
H2O + Ca(l ) Ca(OH)2(l)
+ H2(g)
Ca(OH)2(l)+ HCl /
CaCl2(aq) + H2(g)
T0 =
30 ºC = 303 ºK
T1
= 48 ºC = 321 ºK
T2 =
49 ºC = 322 ºK
Perhitungan
- Langsung
HCl(aq) + Ca(L) CaCl2(aq) + H2(g)
To = 30 oC T1 = 62 oC
Mol HCl = 2M
-
Cara tak
langsung
H2O + Ca(l ) Ca(OH)2(l)
+ H2(g)
To
= 30 oC T1 = 49 oC
2
HCl(aq) + Ca(OH)2(aq) CaCl2(aq) + H2(g)
T1 = 48 oC T2
= 49 oC
Mol HCl = 2M
H.
Pembahasan
a. Percobaan
ini bertujuan untuk membuktikan pernyataan hukum Hess dengan melakukan reaksi
langsung dan tak langsung, dimana panas reaksi secara langsung harus sama
dengan panas reaksi secara tak langsung.
b.
Dari percobaan diperoleh panas reaksi
yang sama namun kemungkinan masih terdapat kesalahan dalam percobaan. Kesalahan
mungkin terjadi karena kekurang tepatnya
dalam mengamati perubahan suhu yang terjadi, serta volume zat yang kurang
tepat.
c.
Kita dapat melihat selisih kenaikan
suhunya pada kurva dibawah ini :
I. Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan ini maka kami dapat menyimpulkan bahwa:
Panas reaksi dari CaCl2 secara lagsung denga
panas reaksi dari CaCL2 secara tak langsun berbeda, dima panas
reaksi dari cara langsung adalah:2826,8576 sedangkan pada cara tak langsung
adalah: 1420,3177
J. Daftar Pustaka
a. Oliver and Boyd “Hazardaus Chemicals”, ed. 1981.
b. Ir. M.S.
Tupamohn “Kimia Fisika”, Politeknik Negeri Ujung Pandang dari file PEDC Bandung.